|
Ibu Ega Bagong, Ibu Indri Budiharjo, dr. Irsal Yan, SpOG
(dari kiri ke kanan) |
Pada umumnya perempuan akan ditanyai banyak pertanyaan seperti
Bila statusnya Palajar, Sudah lama kuliah Kapan lulus ?
Setelah lulus ada pertanyaan “Kapan nikahnya?”
Setelah nikah ada pertanyaan “Kapan punya anak?”.
untuk pertanyaan terakhir pastinya kita hanya menjawab belum rezeki, belum di kasih sama Tuhan yang Maha Esa.
Anak adalah sumber kebahagian sepasang suami istri.
Tidak lengkap kehidupan berumahtangga tanpa adanya kehadiran seorang anak. Akan tetapi banyak dari pasangan suami istri menjawab masalah anak adalah masalah rezeki, padahal masalah mempunyai keturunan bisa terjadi karena sesuatu masalah pada pasangan tersebut.
Menurut Data WHO sekitar 10-15 % pasangan bermasalah pada gangguan kesuburan. Gangguan kesuburan bisa terjadi pada suami sebesar 30%, istri sebesar 40% dan factor suami dan istri sebesar 30%. Delapan puluh juta pasangan dikawasan asia mengalami gangguan kesuburan akan tetapi hanya 15% saja yang pergi ke klinik.
Dalam talkshow for women health awareness (20/05) yang belokasi di Gran Melia Hotel, dr Harijanto,SpOG mengatakan ”Gaya hidup yang modern dan kekinian bisa membuat gangguan kesuburan seperti merokok, minum alcohol, berat badan berlebih, berat badan terlalu kurus, stress, kurang olahraga “.
Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk menjalani hidup pola sehat seperti Ega Bagong, seorang vokalis beraliran music Jamaica mengatakan “Hidup harus bersyukur dan permasalahan di jogetin aja, jangan di bawa stress “.
cara yang lain yang dilakukan Ibu Indri budiarjo selaku Head of Okky Modeling mengatakan “Saya berolahraga tradmill selama satu jam dua minggu sekali, memperbanyak buah dan sayuran dan jam makan terakhir saya jam 5 sore dan saya melakukan diet yang dikontrol langsung oleh dokter ahli gizi”.
Pasangan yang telah menikah selama dua tahun dan rutin bersenggama dua kali seminggu akan tetapi belum ada tanda tanda kehamilan maka wajib di periksakan ke dokter. Saat pemeriksaan sang suami terlebih dahulu untuk memeriksa tingkat kesuburan sperma setelah itu baru di periksa sang istri.
Banyak orang yang belum memahami apa itu bayi tabung ? Proses dengan bantuan tekonologi yang mempertemukan sel telur sang istri dengan sel sperma suami diluar tubuh dalam medium kultur agar terjadinya pembuahan. Sebenarnya proses di luar tubuh bukan memakai tabung akan tetapi dalam sebuah wadah cawan.
Tingkat keberhasilan proses bayi tabung sekitar 60% . semakin muda usia istri dengan maxsimal usia 35 tahun maka kemungkinan besar akan berhasil untuk mendapatkan bayi hasil dari program bayi tabung .Proses bayi tabung yaitu sang istri diberi obat perangsang sel telur dengan tujuan merangsang pertumbuhan folikel di indung telur agar tumbuh lebih dari satu (minimal 3 dan biasanya idealnya 8-10). Setelah di beri obat dan di lihat perkembangan folikel maka di lakukan pengambilan sel telur atau yang biasa di sebut petik ovarium . saat pelaksanaan petik ovarium dilakukan memalui proses pembiusan . untuk lebih jelasnya bisa di lihat di video .
Setelah proses tersebut kita melakukan pemeriksaan urine, apabila hasilnya positif maka sang ibu hamil secara kimia dan harus menunggu selama dua minggu sampai terbentuk kantong embrio dan adanya denyut jantung maka akan terjadilah kehamilan