Perempuan merupakan wanita yang dilahirkan istimewa, memang dari segi fisik, kaum adam yang paling tangguh bila di bandingkan perempuan, akan tetapi dalam menghadapi tantangan jaman, perempuan memang lebih unggul.
Kita bisa melihat pada sosok kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita agar bisa mendapatkan kesetaraan mendapatkan pendidikan, memilih jodoh tanpa paksaan dan kebebasan tanpa pingitan.
Setelah menikah dengan K.R.M Adipatih Aryo Singgih Djojo Adiningrat yang mendukung Kartini dalam mencapai cita-cita nya dengan mendirikan sekolah perempuan, bumiputra, mengembangkan usaha ukiran kayu jepara dan membuat buku.
22 desember, 91 tahun yang lalu, dimana 30 orang komunitas perempuan berkumpul di Yogyakarta dan hari itu di peringati sebagai hari ibu yang merupakan tonggak emansipasi pemberdayaan perempuan dalam merebut kemerdekaan.
di dalam tulisan blog kali ini, sosok yang Mpo hadirkan bukanlah sosok terkenal akan tetapi sosok kehidupan perempuan di tiga era, Nenek, Mama dan aku.
Nenek, merupakan perempuan tangguh yang bertarung melawan derita penyakit kanker yang ia alami, pengobatan saat itu belum secanggih sekarang.
Di tengah penyakitnya, ia berjuang untuk bisa sembuh demi anak-anak yang masih kecil.
Nenek ku bukanlah seseorang yang pendidikan tinggi, hanya sekolah mengaji setingkat SR.
Berbeda dengan perempuan eropa yang lahir di era 40 an yang terlihat lebih fashionable dengan memakai baju lengan panjang yang ujungnya bergelembung dilengkapi dengan celana panjang dan sandal mules.
Jikalau di eropa perempuan lebih bergaya maka perempuan di Indonesia cukup sederhana akan tetapi terpancar aura anggun saat memakai baju kurung, kain panjang dan kerudung panjang.
Landasan pendidikan agama merupakan modal yang kuat di ajarkan di masa itu. Karena dengan dasar pendidikan agama maka terbangun rasa cinta tanah air terutama dalam hal membantu kaum pria dalam mengusir penjajah.
Berbeda dengan nenek ku, Mama ku termasuk orang yang bisa mendapatkan pendidikan yang cukup, ia bisa sekolah dengan tenang tanpa ada gangguan penjajah.
Di era 70an perempuan dikala itu, dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan yang bermodalkan ijasah SMU dan kemampuan mengetik menggunakan mesin tik.
Nah sekarang di era Mpo, era digital, dimana semua menggunakan teknologi internet dalam setiap aktivitas kita, sebut saja teknologi QR Code yang memudahkan kita belanja tanpa uang tunai.
Peluang dalam hal mencari rezeki tidak hanya sekedar menjadi pekerja kantoran nine to five akan tetapi peluang besar ada di depan mata.
Isu stikma kesetaraan ganjer masih banyak di bicarakan oleh masyarakat terutama peran perempuan.
Pengguna internet ditahun 2018 sebesar 171,17 juta jiwa di tambah lagi bonus demografi maka peluang kerja bagi wanita tidak lagi sekedar ibu rumah tangga akan tetapi harus bisa memanfatkan luasnya peluang kerja di dunia maya.
Content creator, Youtuber, Food blogger, Digital Marketing merupakan contoh pekerjaan yang sedang di gandrungi masyarakat dengan angan-angan bisa mendapatkan uang yang banyak dan cepat.
Eits jangan salah, pekerjaan di dunia maya memerlukan proses belajar, ketekunan dan kreativitas.
Untuk itulah perlu nya sebuah wadah yang bisa mengakomodir kebutuhan perempuan dari segi pendidikan.
Viva.co.id merupakan situs berita online yang insya allah akan membuat platfom khusus untuk perempuan agar perempuan lebih mudah mendapatkan informasi untuk mengembangkan diri hal itulah yang di ungkapkan oleh Henky Hendranantha selaku Chief Operating Officer at Viva Network.
Indra gunawan selaku perwakilan dari KPPPA bahwa undang undang no 7 tahun 1984 merupakan undang undang yang memperjuangkan untuk di bebaskan segala tindakan diskriminatif bagi kaum perempuan dan anak-anak.
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah maka penyatuan dua orang instan manusia dalam komitmem rumah tangga.
Selama belum mempunyai anak, barangkali kita masih di berikan kebebeasan untuk beraktivitas akan tetapi semua itu berubah ketika kita mempunyai anak maka perioritas hanya untuk anak, kemana-mana harus membawa anak.
Banyak perempuan di luar sana yang masih terbatas pendidikan. ketika kebutuhan ekonomi keluarga mulai meningkat maka banyak perempuan yang masih berkeinginan kerja untuk menambah ekonomi keluarga terasa pupus.
Gender adalah pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat.
Padahal isu gander sebenarnya tidak di pengaruhi oleh peran perempuan akan tetapi kodrat.
Kodrat inilah yang tidak bisa di ganggu gugat karena sudah takdir dari Allah bahwa seorang perempuan hamil, menyusui, melahirkan dan haid.
Tidak ada salah juga jikalau seorang suami dalam keadaan tertentu bisa mengantikan peran sorang istri. hal ini tidaklah menjatuhkan martabat ia sebagai suami.
Kita bisa mengambil contoh kisah Nabi Muhammad dan siti Aisyah, dimana Nabi tidak segan-segan untuk membantu Aisyah dalam urusan rumah tangga seperti menjahit baju yang robek, memerah susu kambing, belanja ke pasar.
Selain itu pula, Aisyah merupakan istri Nabi yang pintar dan sholeha.
Nah, itu contoh di jaman nabi, sekarang di era digital dimana kita bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat.
"peluang kerja yang tidak terhambat usia dan bisa di lakukan dari rumah. Perempuan berdaya harus di dukung oleh pendidikan, dukungan suami dan lingkungan kerja suami" hal ini di ungkapkan oleh Eko Bambang Subiantoro dari Aliansi Laki-laki Baru.
Seperti hal nya Aisyah,kita di harapkan juga mau ikut terbuka akan teknologi dan memepelajari teknologi digital serta di dukungan suami.
dalam memperdayakan kaum wanita karena tidak akan berjalan sukses pemberdayaan perempuan menjadi maju tanpa adanya doa dan dukungan suami.
Lingkungan kerja suami juga turut serta dalam mengizinkan suami untuk membantu sang istri di saat istri sedang merawat bayi.
Oleh karena itu ada satu catatan penting dalam diskusi viva talk di Hotel Millenium, Sri Danti Anwar dari pakar Gender menyatakan bahwa "perempuan berdaya di dukung oleh suami oleh karena itulah pentingnya memilih calon suami yang mengerti dan mengizinkan kita untuk maju dan berkembang".
di akhir cerita ini Mpo mau berbalas pantun.
Lelaki ke dapur, bukanlah hal yang tabu.
ekonomi meningkat bikin kita tergiur, lakukanlah cukup satu langkah maju.
Setelah menikah dengan K.R.M Adipatih Aryo Singgih Djojo Adiningrat yang mendukung Kartini dalam mencapai cita-cita nya dengan mendirikan sekolah perempuan, bumiputra, mengembangkan usaha ukiran kayu jepara dan membuat buku.
22 desember, 91 tahun yang lalu, dimana 30 orang komunitas perempuan berkumpul di Yogyakarta dan hari itu di peringati sebagai hari ibu yang merupakan tonggak emansipasi pemberdayaan perempuan dalam merebut kemerdekaan.
di dalam tulisan blog kali ini, sosok yang Mpo hadirkan bukanlah sosok terkenal akan tetapi sosok kehidupan perempuan di tiga era, Nenek, Mama dan aku.
Nenek, merupakan perempuan tangguh yang bertarung melawan derita penyakit kanker yang ia alami, pengobatan saat itu belum secanggih sekarang.
Di tengah penyakitnya, ia berjuang untuk bisa sembuh demi anak-anak yang masih kecil.
Nenek ku bukanlah seseorang yang pendidikan tinggi, hanya sekolah mengaji setingkat SR.
Berbeda dengan perempuan eropa yang lahir di era 40 an yang terlihat lebih fashionable dengan memakai baju lengan panjang yang ujungnya bergelembung dilengkapi dengan celana panjang dan sandal mules.
Jikalau di eropa perempuan lebih bergaya maka perempuan di Indonesia cukup sederhana akan tetapi terpancar aura anggun saat memakai baju kurung, kain panjang dan kerudung panjang.
Landasan pendidikan agama merupakan modal yang kuat di ajarkan di masa itu. Karena dengan dasar pendidikan agama maka terbangun rasa cinta tanah air terutama dalam hal membantu kaum pria dalam mengusir penjajah.
Berbeda dengan nenek ku, Mama ku termasuk orang yang bisa mendapatkan pendidikan yang cukup, ia bisa sekolah dengan tenang tanpa ada gangguan penjajah.
Di era 70an perempuan dikala itu, dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan yang bermodalkan ijasah SMU dan kemampuan mengetik menggunakan mesin tik.
Nah sekarang di era Mpo, era digital, dimana semua menggunakan teknologi internet dalam setiap aktivitas kita, sebut saja teknologi QR Code yang memudahkan kita belanja tanpa uang tunai.
Peluang dalam hal mencari rezeki tidak hanya sekedar menjadi pekerja kantoran nine to five akan tetapi peluang besar ada di depan mata.
Isu stikma kesetaraan ganjer masih banyak di bicarakan oleh masyarakat terutama peran perempuan.
Pengguna internet ditahun 2018 sebesar 171,17 juta jiwa di tambah lagi bonus demografi maka peluang kerja bagi wanita tidak lagi sekedar ibu rumah tangga akan tetapi harus bisa memanfatkan luasnya peluang kerja di dunia maya.
Content creator, Youtuber, Food blogger, Digital Marketing merupakan contoh pekerjaan yang sedang di gandrungi masyarakat dengan angan-angan bisa mendapatkan uang yang banyak dan cepat.
Eits jangan salah, pekerjaan di dunia maya memerlukan proses belajar, ketekunan dan kreativitas.
Untuk itulah perlu nya sebuah wadah yang bisa mengakomodir kebutuhan perempuan dari segi pendidikan.
Viva.co.id merupakan situs berita online yang insya allah akan membuat platfom khusus untuk perempuan agar perempuan lebih mudah mendapatkan informasi untuk mengembangkan diri hal itulah yang di ungkapkan oleh Henky Hendranantha selaku Chief Operating Officer at Viva Network.
Henky Hendranantha & Indra Gunawan |
Perempuan berdaya perlu dukungan.
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah maka penyatuan dua orang instan manusia dalam komitmem rumah tangga.
Selama belum mempunyai anak, barangkali kita masih di berikan kebebeasan untuk beraktivitas akan tetapi semua itu berubah ketika kita mempunyai anak maka perioritas hanya untuk anak, kemana-mana harus membawa anak.
Banyak perempuan di luar sana yang masih terbatas pendidikan. ketika kebutuhan ekonomi keluarga mulai meningkat maka banyak perempuan yang masih berkeinginan kerja untuk menambah ekonomi keluarga terasa pupus.
Gender adalah pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat.
Padahal isu gander sebenarnya tidak di pengaruhi oleh peran perempuan akan tetapi kodrat.
Kodrat inilah yang tidak bisa di ganggu gugat karena sudah takdir dari Allah bahwa seorang perempuan hamil, menyusui, melahirkan dan haid.
Tidak ada salah juga jikalau seorang suami dalam keadaan tertentu bisa mengantikan peran sorang istri. hal ini tidaklah menjatuhkan martabat ia sebagai suami.
Kita bisa mengambil contoh kisah Nabi Muhammad dan siti Aisyah, dimana Nabi tidak segan-segan untuk membantu Aisyah dalam urusan rumah tangga seperti menjahit baju yang robek, memerah susu kambing, belanja ke pasar.
Selain itu pula, Aisyah merupakan istri Nabi yang pintar dan sholeha.
Nah, itu contoh di jaman nabi, sekarang di era digital dimana kita bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat.
"peluang kerja yang tidak terhambat usia dan bisa di lakukan dari rumah. Perempuan berdaya harus di dukung oleh pendidikan, dukungan suami dan lingkungan kerja suami" hal ini di ungkapkan oleh Eko Bambang Subiantoro dari Aliansi Laki-laki Baru.
Seperti hal nya Aisyah,kita di harapkan juga mau ikut terbuka akan teknologi dan memepelajari teknologi digital serta di dukungan suami.
dalam memperdayakan kaum wanita karena tidak akan berjalan sukses pemberdayaan perempuan menjadi maju tanpa adanya doa dan dukungan suami.
Lingkungan kerja suami juga turut serta dalam mengizinkan suami untuk membantu sang istri di saat istri sedang merawat bayi.
Oleh karena itu ada satu catatan penting dalam diskusi viva talk di Hotel Millenium, Sri Danti Anwar dari pakar Gender menyatakan bahwa "perempuan berdaya di dukung oleh suami oleh karena itulah pentingnya memilih calon suami yang mengerti dan mengizinkan kita untuk maju dan berkembang".
Sri Danti Anwar & Eko Bambang Subiantoro |
Lelaki ke dapur, bukanlah hal yang tabu.
ekonomi meningkat bikin kita tergiur, lakukanlah cukup satu langkah maju.
Tetap semangat ya Bun! Tunjukkan bahwa kaum hawa berhak untuk berkarya!
ReplyDeleteTerima kasih telah berkunjung di web blog Mpo
DeleteAku kemarin baru bacain cerita ttg Kartini ini di Let's Read untuk balitaku di rumah. Dan tambah takjub dengan hasilnya kerjakeras Kartini untuk kemajuan perempuan Indonesia hari ini
ReplyDeleteKartini is the best.
DeleteTerima kasih Emak telah bersilahturahmi dan komentar di Web blog Mpo
Mpok, tahun 2020 aku berharap makin banyak suami yang ikut terlibat dalam urusn rumah tangga. Dan harapanya tak ada lagi diskriminasi ya mba. Aamin
ReplyDeleteAamiin seperti nabi Muhammad yang membantu sang istri.
DeleteTerima kasih mba Alida telah bersilahturahmi dan komentar di web blog Mpo
Betul banget mpo, perempuan itu bisa punya karya yg hebat jika didukung suaminya
ReplyDeleteAlhamdulillah Mpok, suami ku sangat pengertian dan selalu mendukung aku agar selalu maju dan berinovasi. Dulu waktu aku masih bekerja, dia tak segan-segan bantu aku dlm mengerjakan pekerjaan rumah tangga (maaf ya mpo bukan'y pamer)
ReplyDeleteSetuju Mpo, kesuksesan pemberdayaan perempuan perlu dukungan dari pasangan dan lingkungan. Terbuka pada teknologi dan memanfaakannya untuk pengembangan potensi diri akan membuat perempuan maju dan berdaya.
ReplyDeleteKarena kita bisa maju bersama suami.
DeleteTerima kasih mba Dian telah bersilahturahmi dan komentar di web blog Mpo
Cucoo, Mpo...
ReplyDeletePantun terakhir Mpo bener-bener menggambarkan bagaimana seharusnya anak laki-laki sekarang dididik oleh orangtuanya, agar tidak berpangku tangan dan mau ikut bekerja di rumah.
Nabi muhammad saja melakukan hal seperti itu.
DeleteTerima kasih mba Lendy telah bersilahturahmi dan komentar di web blog Mpo
Perempuan berdaya, didukung oleh suami. Setuju banget nih. Dan, aku merasakan itu :)
ReplyDeleteBerayukur banget mba intan merasakan itu.
DeleteTerima kasih mba Intan telah bersilahturahmi dan komentar di web blog Mpo
Dukungan paling bernilai memang dari orang terkasih ya mba. Karena inilah sumber kekuatan yang power nya gede buat perempuan.
ReplyDeleteBenar sekali dukungan dari suami dan lingkungan sangatlah penting untuk menciptakan wanita2 dengan karya hebat nya
ReplyDeletesalah fokus sama blognya yang tampilannya lebih kece. hihi
ReplyDeleteBenar banget nih Mpok, yang tidak bisa diganggu itu ya terkait kodrat perempuan. Tapi kalau lain-lainnya termasuk dalam urusan bekerja, bisa saja suami membantu pekerjaan istrinya begitu pula sebaliknya. Namun tentu ketika istri ingin bekerja harus atas persetujuan suaminya, karena dalam rumah tangga lelaki adalah pemimpin.
ReplyDeleteDi belakang wanita berkarya dan hebat selalu ada sosok suami yang mendukung dan mensupportnya .
ReplyDeleteNah itu dia mpo ratne, daku lagi berusaha mengenali calon suami yang bisa membuat daku berkembang. Karena kan dengan dukungan bisa melangkah maju dan yang menjadi passion tidak terhalang
ReplyDeletesayangnya masih banyak suami yg emoh melakukan pekerjaan istri meski itu sebatas membantu. padahal rumah tangga kan tidak harus saling egois
ReplyDeleteAku rasa, yang mestinya dididik pertama kali tentang isu kesetaraan gender adalah wanita-wanita yang sudah menjadi ibu dan nenek.
ReplyDeleteKarena para nenek dan ibu inilah yang seringkali mengekang anak perempuan mereka untuk bisa memperoleh pendidikan setinggi laki-laki.
Suami adalah partner yg berperan dlm mendukung perempuan agar berdaya..
ReplyDeleteDan aku pun mengalami ini..
Smg makin banyak suami yg mendukung istrinya, menjadi perempuan yg berdaya
setuju banget nih suami sebaiknya mau bekerja sama dengan istri dalam urusan rumah tangga dan mendukung istri untuk tetap bisa berkembang
ReplyDeleteAku garis bawah mih milih suami yang mau mendukung kita untuk maju dan berkembang, karena toh istri bisa bantu suami dalam segala hal termasuk bikin stabil keuangan keluarga
ReplyDeletebetul mpo, perlu pilih suami yang dukung istri untuk berkarya dan berprestasi
ReplyDeletekodrat boleh beda, tapi perempuan punya hak untuk menggampai mimpinya juga
Perempuan sebenarnya sangat banyak talenta ya. Selain menyelesaikan semua pekerjaan rumah bisnis pun sangat mumpuni
ReplyDeleteDukungan dari lingkungan ini ngefek sekali yah, terutama kalau sudah menikah tuh dukungan dari pasangan.
ReplyDeleteaku setuju banget nih kalo isu kesetaraan gender ga menghalangi perempuan buat maju, apalagi kalo keluarga dan pasangan juga ikut mendukung ya mpo hihihi
ReplyDeletewanita era sekarang walau gak keluar rumah jg bs berkarya dan sapat uang sebagai tabungan keluarga, nantinya
ReplyDeletesetujuu banget mbak mengenai isu kesetaraan gender ini, memilih calon suami yang tepat juga kudu wajib agar wanita bisa berkembang ribet kalo si laki ga mau bantuin
ReplyDeleteSetuju bgt mba, sekarang harus banget cari suami yang juga bisa mendukung kita buat maju dan berkembang, karna dijaman yg sudah maju ini pun wanita bisa berkarya di rumah
ReplyDeleteBahkan sudah zaman digital pun gender masih jadi satu permasalahan, ya. Semoga saja semakin banyak yang mendukung para perempuan untuk berdaya
ReplyDeletebener banget yaa isu kesetaraan gender itu justru bukan halangan buat kita sebagai perempuan. Dan lebih dari itu memang pasangan sangat berperan penting juga kalau ikut mendukung
ReplyDeleteBetul banget nih. Teruntuk seluruh wanita yang sedang mencari suami, hendaklah mencari yang bisa terus mendukung segala keputusan yang kita buat. Agar wanita bisa tetap berkarya dan berdaya.
ReplyDeleteSetuju banget mpo. Harusnya beginilah kita menyikapi isu kesetaraan gender ya. Yang perempuan berdaya tetapi tetap menyadari fitrahnya sebagai perempuan dan para suami mendukung maksimal. Ah semoga di masa depan semakin banyak pasangan yang semakin terbuka mendukung para istri untuk tetap berkarya dengan cara mereka.
ReplyDeleteDi belakang laki2 hebat, ada wanita yg mendukung.. tapi di belakang wanita hebat pun pasti ada laki2 yg mendukung, jd saling support itu penting ya mpo..
ReplyDeleteBerbicara isu keseteraan gender memang sangat menarik untuk dibahas, apalagi kalau disangkutpautkan dengan kaum perempuan
ReplyDeleteObrolan penting yang harus dibicarain sebelum menikah yaitu boleh ngga istrinya kerja? Jangan sampai sering ribut masalah ini.
ReplyDeleteKalo udah nikah berhasil atau tidaknya istri tergantung dari ridho suami.
Syarifani Mulyana
Aku suka banget ngebahas isu kesetaraan gender dan setuju banget sih kalo perempuan itu ga mesti berkutat di rumah aja kita pun bisa berkarya dan membuat negara ini maju
ReplyDeleteMenjadi seorang Perempuan, walau di rumah, tapi sekarang ini terbuka luas peluang untuk selalu berkarya, I love being a woman
ReplyDeletesebetulnya sekarang pun udah banyak juga laki-laki yang paham dan terima soal kesetaraan gender ini, ngerti bahwa perempuan sekarang juga bisa menjalani karirnya sendiri. memang pilih suami harus yang dukung istri biar berkembang yaa :)
ReplyDeleteBener banget, kita (perempuan) bisa tetap berkarya dari rumah di era yang serba internet seperti ini. Bisa juga membangun usaha sendiri. Yang penting harus kreatif.
ReplyDeleteBetul, aku beruntung visa tumbuh di era analog dan digital. Skrg ini berkat digital, perempuan bisa lbh mudah bekerja dr rumah sembari mengurus rumah tangga.
ReplyDeleteKerjasama yang indah ketika laki-laki dan perempuan bisa bersinergi bersama.
ReplyDeleteKarena ada jenis-jenis pekerjaan tertentu yang laki gak bisa mengerjakan, begitu juga sebaliknya.
Di era digital seperti sekarang inj memang bener2 bisa mendongkrak kemampuan tersembunyi dari seorang wanita menurut saya mba
ReplyDelete