Selama pandemi ini semua aktivitas terbatas dan tidak bebas seperti dahulu. Apalagi sekarang ini mulai tanggal 1 -14 Juni 2021 diberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di 34 provinsi di Indonesia.
Jangankan ke rumah sakit, untuk datang ke acara event blogger saja kita harus mengikuti aturan protokoler kesehatan seperti cuci tangan, cek suhu, ikutan swab antigen baru deh masuk ke tempat acara.
lalu bagaimana dengan para penderita kusta ya? yang pasti mereka tidak boleh putus minum obat minimal selama 6 bulan .
Para penderita kusta mempunyai ruang gerak terbatas apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini. untuk itulah hadir wasor kusta yang membantu para penderita kusta.
Kenalan yuk dengan wasor Kusta
wasor kusta merupakan singkatan wakil supervisor. Mereka adalah orang biasa yang dilatih secara khusus untuk penderita kusta. jadi wasor kusta itu bukan tenaga medis ya.
Wasor kusta |
Tugas wasor kusta menjadi pendamping di setiap kabupaten /kota dan mereka bekerja di lapangan bukan rumah sakit.
karena wasor kusta adalah pendamping kusta maka ia mendapatkan pendidikan mulai dari ciri-ciri kusta penyebab kusta, cara penularan hingga menanggulangan pasien kusta hingga dinyatakan sembuh.
Ada kebahagiaan tersendiri menjadi wasor kusta dimana ketika ia bisa melihat senyuman dan kecerian pasien kusta yang dinyatakan sembuh.
"Selama pandemi ini, tidak hanya kasus seperti kusta. kasus lain seperti HIV-AIDS, TB juga tidak terlalu diperhatikan karena seluruh pandangan pemerintah tertuju pada penanganan permasalahan COVID-19" ujar DR Rohman Budijanto selaku direktur ekslusif The Jawa Post Institute of Pro Otonomi, pernyataan disiarkan dalam siaran langsung lewat channel youtube berita KBR pada tanggal 31 Mei 2021.
padahal jargon program pemerintah dalam menangani kasus kusta yaitu temukan, periksa dan obati dengan tuntas. Hal inilah diperlukan kerjasama semua pihak elemen masyarakat untuk membantunya seperti yang dilakukan oleh wasor kusta.
"agar tidak bertambahnya kasus baru maka para kader wasor kusta dan tokoh masyarakat mulai mendata warga yang mengalami bercak putik, mengalami baal pada kulit dan nyeri pada sendi. Gejala tersebut mengindenfikasikan gejala penyakit kusta." hal itulah diungkapkan Komarudin selalu wasor kusta kabupaten Bone.
para kader atau tokoh masyarakat yang mau mendata warga teridentifikasi mempunyai gejala kusta juga harus menerapkan protokoler kesehatan.
Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 ada 9.000 orang kasus kusta. angka tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 17.439 orang.
terjadinya penurunan kusta selama pandemi ini di sebabkan aktivitas puskesmas yang dibatasi maka penemuan kasus kusta baru juga berkurang .
diakhir cerita ini Mpo mau berbalas pantun
Jalan-jalan ke Bogor.
Jangan lupa beli talas
untung ada wasor.
Jasamu tiada terbalas dengan uang kertas.
Edukasi ttg kusta, wasor kusta dan pengobatannya harus digencarkan ya mpo.
ReplyDeletesupaya masyarakat kian paham.
Iya biar makin jago literasi masalah kusta.
DeleteThanks mba Nurul sudah mampir ke sini nih
Huuuuuu, salut banget sama wasor kusta ini, mereka bener2 mmendampingi yang kena kusta di lapangan. Dan kbayang rasanya jika melihat mereka tersenyum dan dinyatakan sembuh.
ReplyDeleteNoted banget Mpok gejala2nya, bercak putih dllnya.
kadang kita kudu aware juga yaa.
Btw, moga diberikan kesehatan selalu buat para wasor kusta ini yaa!
Thanks teteh sudah mau mampir dan menyempatkan waktu untuk main-main ke web blog Mpo
Deleteditahun 2020 ternyata turun yaa, semoga tahun 2021 ini juga bakalan turun lagi nih kasusnyaa, btw pantunnya asik banget hihihi
ReplyDeleteAamiin itulah harapan kita semua. Btw thanks ya sudah bersilaturahmi ke web blog Mpo
Deletesemoga semua di beri kesehatan ya mbak, terutama para wasor sehingga bisa membantu penderita kusta :) amiin
ReplyDeleteAamiin thanks doanya dan doa yang sama untuk mu juga.
DeleteAku baru tahu soal wasor, wakil supervisor, ini mbak. Sayangnya baru di kusta aja ya, ada wasor seperti yang dilakukan pak Komarudin ini. Semoga ini bisa jadi contoh bagi lainnya. Karena menurutku membantu banget sih kehadiran para wasor ini. Buat pak Komarudin, sukses selalu aamiin
ReplyDeleteWasor TB juga ada mba yaitu singkatan dari wakil supervisor tuberkulosis
DeleteKalau kusta itu menular juga ya mba? Alhamdulillah kalau kasusnya mengalami penurunan yaa..
ReplyDeleteSemoga kita dijauhkan dari penyakit2 berbahaya ya mbaa.. sehat selalu ~
Terima kasih mba Tia atas doanya. Doa yang sama untuk mu juga
DeleteJUjur aku baru tahu ada namanya Wasor kusta. Tentu tak mudah tapi ini tugas mulia. Banyak yang pastinya terbantu untuk ini
ReplyDeleteAlhamdulillah dengan adanya wasor maka literasi masyarakat jadi nambah dan tanpa bully
DeleteOh, ternyata wasor itu memang bukan tenaga medis ya mpo, tapi tetap diajarkan tentang penyakit kusta secara detail. Mendampingi penderita penyakit kusta tentu bukan hal mudah. Salut sama wasor kusta ini :D
ReplyDeleteIya benar bukan tenaga medis tapi masyarakat biasa
Deletekusta masih ada ya mpok, kirain aku udah ngga ada lho, penting nih tugas wasor, apalagi untuk pendampingan di lapangan
ReplyDeleteIya banyak banget mba khususnya di Indonesia bagian timur. Thanks mba Tety sudah mampir ke web blog Mpo
DeleteTernyata kusta masih ada ya, Mpo. Saya kirain sudah menghilang. Paling banyak terjadi di daerah mana, Mpo?
ReplyDelete8 provinsi di indonesia bagian timur terutama di pulau Sulawesi, maluku dan papua
DeleteJujur aku masih minim banget nih tentang kusta.. lebih banyak ilmu mengenai hal ini baca tulisannya mpok.
ReplyDeleteAlhamdulillah kalau ada ilmu baru yang bisa di ambil nih.
DeleteThanks Dessy telah mampir ke web blog Mpo
semoga kusta segera tuntas dari negara kita ya, aku baru tau kalau ternyata kusta itu masih ada...
ReplyDeleteSemoga semakin menurun ya Mba... Salut banget sama wasor kusta ini ..keren banget. Sebuah pekerjaan yg mulia ya :D
ReplyDeleteIya memang pekerjaan mulia yang akan berdampak pada kesembuhan penderita kusta
DeleteBaru tahu soal profesi wasor kusta ini, kerjanya di lapangan dn bukan di RS yah, smga ttp semangat bagi yg mengambil profesi ini
ReplyDeleteCayo menghadapi masyarakat dan penderita kusta
DeleteIya ya mpok, kelihatan turun krn gak terdata itu td.
ReplyDeleteSemoga aja bisa lbh baik lg pendataannya ya dan bikin Indonesia bebas dari penyakit kusta ini mpok.
Selama ini emang kurang sosialisasi soal kusta ini jd masih banyak masyarakat yg memandang gmn gtu ke penderita kusta.
Benar mba April masih miring anggapan tentang kusta nih. Hal itulah yang bikin kita sedih
DeleteOh gtu berarti ada yang mewakili dalam penanganan kasus kusta.Penyakit ini dari dulu sudah ada, namun saat ini menjadi terlupakan ya?
ReplyDeleteIya begitulah karena pemerintah terfokus pada masalah COVID-19.
DeleteSenang deh mba Shinta sudah mampir ke web blog Mpo
Aku tahu ttg kusta pas SD saat guru nerangin. Dari situ langsung ngeri dan berdoa moga keluarga ga ada yg kena kusta. Eh pas baca tulisan mpo jadi makin paham deh
ReplyDeleteAlhamdulillah kalau makin paham tentang kusta.
DeleteThanks ya sudah bersilaturahmi ke web blog Mpo
Alhamdulillah sedikit banyak jadi tahu nih gegara posting an mpo tentang Kusta ini. Dah lama nggak dengar tentang penyakit ini
ReplyDeleteIya nih Nyi karena pemerintah fokus pada penanganan covid-19
DeleteBaru paham tentang wasor kusta, semoga para penderita segera pulih dan disehatkan kembali. Aamin
ReplyDelete