Radio mempunyai tantangan tersendiri dari masa ke masa.
jika boleh kembali flashback kebelakang di era jaman penjajahan. Station Radio merupakan alat mengelorakan semangat perjuangan sehingga rakyat yang hanya bersenjatakan bambu runcing mampu melawan penjajah.
Kita pasti ingat bung Tomo seorang pemuda dari Surabaya yang mempunyai radio sendiri bernama radio pemberontakan. di radio tersebut ia dengan lantang berucap "kita Merdeka atau Mati".
Kata-kata tersebut membakar semangat rakyat untuk mengusir penjajahan Inggris dari Surabaya.
lalu kita langkahkan kaki kita di era kemerdekaan dimana peran radio RRI sebagai alat penyebaran informasi bahwa Indonesia telah Merdeka.
Nah, setelah Merdeka, radio mempunyai tantangan tersendiri, dimana radio sebagai alat hiburan untuk kirim-kirim salam hingga mendengarkan drama radio.
Mpo ingat benar ketika Mpo masih duduk di bangku sekolah dasar. Mpo selalu pergi keluar kamar tante setiap drama mak lampir di mulai. walaupun tidak menampakanan secara visual sosok mak lampir akan tetapi lengkikan suara mak lampir bisa membuat bulu kuduk berdiri.
selain sosok mak lampir ada pula sebuah lagu yang berjudul ku gadaikan cintamu yang di nyanyikan gombloh.
Lagu tersebut sangat hits di era itu yang menceritakan kisah anak muda musik di era 80an yang suka minta diputarkan lagu tertentu hingga kirim-kirim salam lewat radio.
Ngomongin soal kirim-kirim salam, Mpo juga sering loh kirim-kirim salam buat teman di sekolah saat Mpo masih SMK.
Kebetulan kantor tempat Mpo magang dan station radio swasta berada di lantai yang sama.
Radio merupakan magnet bagi pendengar, apalagi suara penyiar yang lembut dengan kosa kata yang teratur dan konten acara yang menarik membuat pendengar sampai punya khayalan "duh penyiar ini pasti ganteng, enaknya jadi pacar seorang penyiar".
di era 90an radio mempunyai tantangan tersendiri dimana banyak orang yang mulai melirik pekerjaan sebagai penyiar radio.
Iklan mulai muncul di radio yang menandakan bahwa industri ini akan berkembang dan banyak peminatnya.
Tantangan radio di masa pandemi.
Radio terus mengikuti perkembangan jaman sehingga setiap tantangan di jaman tersebut bisa dilalui dengan baik apalagi di era pandemi.
Siapa yang menyangka bahwa tahun 2019 merupakan tahun berduka. hal ini karena seluruh negara di dunia berupaya lepas dari virus covid-19.
Radio merupakan alat yang tepat untuk menyebarkan berita yang benar ditengah ketakutan masyarakat terhadap virus ini.
dengan siaran radio yang di lakukan secara konvesional ataupun live streaming membuat jangkauan makin luas hingga penjuru dunia. Apalagi adanya sosial media sebagai alat informasi, radio juga bisa mendekatkan penyiar dengan pendengar.
Dengan maraknya kasus covid-19 yang telah banyak memakan korban sehingga ada kesan bahwa pemerintah hanya fokus pada penangan kasus covid-19 lalu bagaimana dengan kasus penyakit lain seperti kusta contohnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa penderita kusta di Indonesia masuk ke posisi nomor 3 di dunia. bahkan di Indonesia masih ada 8 provinsi yang banyak penderita kusta yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Papua, Papua Barat.
lalu mengapa daerah tersebut masih ada penderita kusta?. "hal ini disebabkan faktor strategi Indonesia yang terdiri dari 17000 pulau sehingga susahnya akses menuju daerah terpencil dan stigma penderita kusta membuat mereka di kucilkan sehingga mereka takut berobat". hal ini di ungkapkan oleh dr. Febrina Sugianto selaku Junior Technical advisor NLR Indonesia.
Kusta |
Dalam rangka hari radio nasional yang jatuh pada tanggalnya 11 September di Channel YouTube Radio KBR mengadakan live streaming talk show yang mengangkat tema "Gaungkan Kusta di udara" di tanggal 13 September 2021.
Seperti yang kita ketahui secara umum ada dua jenis kusta yaitu pausibasiler dan multibasiler. Perlu kita ketahui juga bahwa kasus multibasiler paling banyak di Indonesia.
Jenis kusta |
kusta memang penyakit menular akan tetapi cara penularan juga sulit dan memerlukan waktu yang lama.
Penyebab stigma |
"seperti yang kita ketahui stigma buruk tentang penderita kusta masih melekat di masyarakat hal ini karena
untuk itulah peranan media sebagai alat informasi yang tepat khususnya media radio sebagai sarana yang tidak hanya menghadirkan dari sisi hiburan tapi bisa menampung opini masyarakat dan mensuarakan kaum marjinal sehingga bisa mempengaruhi publik dalam mengambil keputusan pemerintah".ujar Malika Manager Program dan Podcast KBR.
untuk itulah media radio sebagai alat yang tepat buat mensuarakan perjuangan setiap elemen masyarakat dari masa ke masa.
di akhir cerita ini Mpo mau berbalas pantun
Mpo mendengar lagu di Radio
Sambil suarakan tentang kesehatan.
Segera berobat yo ayo
agar penderita kusta bisa terhindar dari kecacatan
Radio berperan sangat strategis dan signifikan ya.
ReplyDeleteUtamanya dalam menyebarkan info yg sarat faedah.
Termasuk dalam.hal.edukasi seputar kusta
Makin banyak orang yang tahu tentang kusta
DeleteDulu, penderita kusta dijauhi, dipasung, dibilang kena kutukan dll. Alhamdulillaah kini edukasi kusta pada masyarakat semakin bagus, sehingga kita mendukung mereka. Kusta bisa disembuhkan, pelan2 namanya juga ikhtiar.
ReplyDeleteMakanya penting banget edukasi kesehatan. Sehingga masyarakat tahu yang sebenarnya
DeleteWaah iya jaman kecil yang paling diinget dari radio adalah serial Mak lampir😀
ReplyDeleteKalo sekarang dengerin radio tegantung penyiarnya. klo lucu dan informatif lanjut kalo bosenin ganti frek 😁
Ketahuan kita seumuran pernah dengar serial mak lampir
DeleteAku juga anak zaman radio. Pas SMP, SMA sering dengerin radio. Hehe. Sekarang dengerin nya Spotify saja. Bagus ya jangkauan edukasi kusta bisa di radio, dan streaming segala
ReplyDeleteIya bisa mengedukasi masyarakat lewat siaran radio.
DeleteTerima kasih ya mba Dian main-main ke web blog Mpo
Baru tau Radio KBR ada channel YouTube nya
ReplyDeleteauto buka deh karena banyak tulisan teman blogger yang review topik yang dibahas Radio KBR, apalagi topik kusta ini bagus banget
Alhamdullilah bisa saling sharing dan berbagi seputar informasi kesehatan.
DeleteTerima kasih sudah menyempatkan waktu main ke web blog Mpo
Udah lama banget dong saya nggak pernah dengar radio, biasanya padahal suka aja gitu beberes rumah sambil dengarin radio, jadi lebih semangat.
ReplyDeletePas banget ya buat menyuarakan tentang stigma yang salah di mata masyarakat, agar semua tahu tentang Kusta yang kadang disalah mengerti :)
Miss communication terjadi karena ketidaktahuan masyarakat yang sesungguhnya terjadi.
DeleteTerima kasih sudah main-main ke web blog Mpo
Sampai saat ini aku masih suka sih dengar radio bahkan sempat berkeinginan menjadi penyiar (hahahaha) lalu kemudian sadar diri
ReplyDeleteKendati di era digital perannya yan banyak berubah. Selain pemutar musik juga menyampaikan informasi tidak terkecuali tentang kusta ini ya
Bener banget mpo dengan adanya stigma buruk dari masyarakat, kebanyakan penderita menutupi penyakitnya dan memilih untuk tidak segera berobat. Padahal jika penanganannya cepat dan tepat, tentu penyakit kusta ini bisa segera disembuhkan.
ReplyDeleteDulu pernah baca ada penderita kusta dipasung, bahkan keluarga penderita dijauhi warga.. sekarang mulai banyak yang aware dengan kusta jadi bisa mengubah stigma negatif di masyarakat, walaupun pasti butuh waktu. Insyaallah bisa, aamiin
ReplyDeleteSedih kalau sampai di pasung lebih baik ke puskesmas buat di obati.
DeleteIya ya. Baca ini saya jadi berpikir kembali soal jaringan Radio. Yang dijaman saya dulu, efektif banget untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat. Baik dari segi hiburan/entertainment dan tentu saja unsur pendidikan serta pengetahuan.
ReplyDeleteDah lama gak mendengarkan radio. Apa masih menjalankan fungsi itu ya Mpo?
Alhamdullilah masih mba Annie tergantung segment pendengarnya.
DeleteTerima kasih sudah memberikan tanggapan di web blog Mpo
Stigma untuk penderita kusta memang selalu ada. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai "penyakit kutukan", ya Allah padahal kan itu penyakit medis... ternyata masih banyak mitos2 yang berkembang di masyarakat ya..
ReplyDeleteMakanya perlu tahu apa yang sesungguhnya terjadi di masyarakat.
DeleteSampai sekarang radio masih terus jadi alat penyampaian perjuangan ya, Mpo. Tapi harus diakui, penyampaian melalui radio sekarang lebih sulit dibandung masa lalu. Radio sekarang harus bersaing keras dengan media sosial
ReplyDeleteStigma buruk tentang kusta ini beranekaragam di masyarakat kita ya sehingga penderita juga makin down. Begitu juga dengan keluarga yang semakin ragu mau mengobati karena khawatir juga tidak bisa diobati dan seperti hal memalukan padahal dukungan dari sekitar juga penting sekali.
ReplyDeleteCakeep...
ReplyDeleteYa sih mpo..penanganan kusta memang harus serius juga meski mas apandemi kayak gini ya... KArena yang kena kusta juga kena stigma ..jadi harus ditangani bareng2 tuh ya mpo...