Kusta Dalam Pandangan Ajaran Agama Islam dan Kristen

.اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ 

Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal barashi, wal junūni, wal judzāmi, wa sayyi’il asqāmi. 

(Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari penyakit lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit yang buruk.”).

Doa inilah doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW agar umatnya terhindar dari penyakit ini. 

Kusta merupakan penyakit yang sudah ada pada jaman nabi Ayub AS 

Nabi Ayub AS merupakan orang yang sholeh dan taaat beribadah kepada Allah. Nabi Ayub As di beri ujian dengan penyakit. Ada para ahli yang mengatakan itu penyakit kusta, adapula yang menyatakan korela. 

Dengan ujian penyakit ini Nabi Ayub, AS diuji kesabaran, keikhlasan dan ridho terhadap qodho dan qadar dari Allah. 

Nabi Ayub AS mendapatkan ujian penyakit sekaligus mendapatkan mukjizat dari allah yaitu keluarnya air dari hentakan kaki nabi Ayub yang menjadi obat dari penyakit yang ia derita selama ini, Nabi Ayub AS bersabar dalam menghadapi penyakit dan teguh keimanan . 

Perlu kita ingat hanya dengan membaca doa yang diajarkan nabi Muhammad SAW maka kita akan mendapatkan perlindungan dari Allah. 


di Indonesia saja ada 9.061 kasus kusta berdasarkan penelitian dari kementerian kesehatan dan menurut WHO kasus kusta di Indonesia menempati posisi ke 3 di dunia. 

Masih ada 6 provinsi di indonesia yang masih terdapat kasus kusta diantaranya Ambon, NTT, Papua, Sulawesi Utara, Gorontalo berdasarkan penelitian tahun 2020. 
Kusta


Jawa timur khususnya daerah Pantura dan Madura merupakan daerah tertinggi kusta di indonesia tahun 2022. 

Kusta Dalam Bahasa Arab


Dalam bahasa arab kusta dapat diartikan sebagai (الجذام) judzam yang berasal dari kata jadzama – yajdzamu yang semakna dengan qatha’a -yaqtha’u (قطع – يقطع ), artinya memotong/terpotong.

dimana para penderita kusta akan mengalami kecacatan harus kehilangan jari kaki dan tangan tanpa rasa sakit. 

Tidak Ada Diskriminasi Dalam Ajaran Agama Islam


Nabi Muhammad SAW mengajurkan kita untuk menghindari dari para penderita kusta akan tetapi Nabi Muhammad SAW juga duduk makan bersama dengan penderita kusta.

Hal ini tertuang dalam Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi 
 أَنَّ رَسُوْلَ الله: أَخَذَ بِيَدِ مَجْذُوْمٍ فَأَدْخَلَهُ مَعَهُ فِيْ اْلقَصْعَةِ ثُمَّ قَالَ كُلْ بِاسْمِ اللهِ ثِقَةً بِاللهِ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ   

"Sesungguhnya Rasulullah saw. memegang tangan seorang penderita kusta, kemudian memasukannya bersama tangan Beliau ke dalam piring. Kemudian Beliau mengatakan: "makanlah dengan nama Allah, dengan percaya serta tawakal kepada-Nya" (HR at-Turmudzi). 

Nabi Muhammad SAW memberikan suri tauladan yang baik bagi umatnya dengan makan bersama penderita kusta hal ini karena di jaman tersebut belum di temukan obat maka Nabi Muhammad sangat karena berhati-hati saat berinteraksi dengan penderita kusta namun tidak melakukan diskriminasi terhadap penderita kusta. 

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu cara penularan kusta adalah kontak erat dengan penderita kusta dalam jangka waktu yang lama, proses udara melalui percikan ludah atau dahak dalam proses yang lama, imunitas kita menurun dan keberasihan lingkungan. 

di dalam islam bahwa penyakit kusta bukan penyakit kutukan dimana kita bisa berdoa sebagai salah satu cara agar kita mendapatkan perlindungan dari allah agar terhindar dari penyakit ini. 

Selain itu pula perlu menjaga kebersihan seperti yang di ajarkan Nabi Muhammad yang cinta kebersihan . Hal inilah yang di ungkapkan oleh dr. Muhammad Iqbal Sauqi yang merupakan dokter umum di Rumah Sakit Islam Aisyah Malang dan pernah belajar ilmu hadist di Pondok Pesantren Darul Sunah di Tanggerang Selatan dalam diskusi hangat lewat kanal youtube berita KBR pada tanggal 8 Mei 2023. 
dr. Iqbal


Kusta Dalam Pandangan Agama Kristen. 


Dalam diskusi Kusta dalam prespektif agama juga menghadirkan salah satu mantan pendeta sekaligus orang yang pernah menderita penyakit kusta (OYPMK) yaitu pendeta (Emeritus) Corinus Leunufna. 


Pak Pendeta banyak menceritakan penyakit kusta dalam pandangan kristen yang telah ada dalam 8 alkitab baik di perjanjian lama dan perjanjian baru. 

Dalam perjanjian lama dan perjanjian baru, kusta di sebut sebagai penyakit kutukan tuhan yang perlu di hindari dari masyarakat agar tidak tertular. 

Penderita kusta tinggal di gua-gua dan kuburan. Masyarakat yang memberikan makanan bagi penderita kusta yang tinggal di gua-gua maka bisa memberikan makanan lewat tali yang diturunkan . 

Ketika makanan tersebut diambil oleh penderita kusta maka tali tersebut dibuang karena bekas tersentuh penderita kusta. 

Di dalam agama kristen penderita kusta sebagai penyakit kutukan maka penderita kusta harus memohon ampun kepada Yesus Kritus lewat pertaubatan

Jika penderita kusta dinyatakan sembuh maka ia tidak langsung diterima di masyarakat. Ia harus melewati proses acara persembahan korban lalu mendatangi seorang imam yang nantinya imam inilah yang menentukan apakah ia boleh kembali ke masyarakat. 

Mantan Pendeta Corinus Leunufna juga menceritakan awal ia menderita kusta yang terjadi pada keluhan mati rasa di kaki lalu ia memeriksakan diri ke Puskesmas dan tanggal 10 Juni 2016 ia dinyatakan penderita kusta. 

Selama satu tahun ia minum obat tanpa putus dan akhirnya pada bulan Mei 2017 ia dinyatakan sembuh dengan menyandang status OYPMK (orang yang pernah menderita kusta). 

Pertama kali  ia dinyatakan menderita kusta bagikan dunia runtuh akan tetapi ia tetap semangat buat minum obat. Ketika ia sakit membuka mata pikiran untuk terus memberikan pelayanan tuhan kepada penderita kusta. 

di akhir cerita ini Mpo mau berbalas pantun. 
Ada saatnya kita minta Ampun, Ada saatnya kita bersukacita. 
Mau kamu agama apapun, jangan lakukan diskriminasi terhadap penderita kusta


21 comments

  1. Diskriminasi maupun stigma negatif sudah seharusnya tak ada lagi ya, karena agama manapun tidak mengajarkan hal itu

    ReplyDelete
  2. Setujuu, harusnya ga ada lagi diskriminasi terhadap penderita kusta. Agama Islam dan Kristen juga mencontohkan agar penderita kusta diperlakukan seperti manusia lainnya. Bahkan Rasulullah SAW memberikan teladan yang baik bagi umatnya dengan makan bersama penderita kusta dan tidak mendiskriminasikannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nabi Muhammad memang suri tauladan yang baik.

      Delete
  3. Ternyata penyakit kusta masih banyak ya di Indonesia, apalagi Indonesia menempati posisi ke 3 di dunia, seram juga ya. Semoga angka kusta di Indonesia cepat turun dan kita semua bisa hidup sehat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin bisa sembuh dan tidak ada lagi di Indonesia.

      Delete
  4. Solutif banget ya?
    Semua pihak diajak ikut serta dalam menyelesaikan masalah kusta
    Karena kalo hanya tenaga medis, penyebaran kusta bakal sulit diminimalisir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ringan sama di jinjing. Berat sama di pikul

      Delete
  5. Penyakit kusta udah ada sejak dulu banget ya, Mpo. Semoga aja semakin banyak yang paham ttg kusta. Sehingga tidak lagi mendiskriminasikan OYPMK.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin semoga saja. Thanks teh Keke sudah main-main kesini.

      Delete
  6. Acara menarik nih, Kak membahas kusta dengan POV berbeda, dari pandangan agama. Pastinya semua agama menganjurkan yang terbaik dan tidak adanya diskriminasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar semoga kita ikutan sesuai pandangan agama yang kita anut.

      Delete
  7. Iya bener jangan mendiskriminasikan penyitas kusta ya mpok. Cakep bener itu pantun mpok. Masyaallah y Nabi kita Mpok mau makan bersama org yg menderita kusta dn ternyata itu penyakit yg sudah ada dr jaman rasul ya. Bukan penyakit yg timbul belakangan2 ini .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar mba Laila sudah ada dari jaman nabi Ayub.

      Delete
  8. Dalam pandangan agama islam dan agama kristen, kita memang harus menghindari orang yang menderita penyakit kusta ya, Mpo. Tujuannya jelas, agar tidka ada kontak langsung dan tidak tertular. Dan walaupun begitu, tetap memberi perhatian.
    Nah, masyarakat itu, ada yang terus menghindar, bahkan mengucilkan orang yang pernah menderita penyakit kusta. Padahal mereka sudah sembuh. Akhirnya mereka terus terpuruk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dukungan dengan tidak mendiskriminasi mereka adalah salah satu cara mengikuti ajaran nabi.

      Delete
  9. Menarik sekali membahas sebuah penyakit dengan pendekatan agama. Semoga dengan memahami makna sakit ini kita bisa semakin mendekatkan diri pada sang Pencipta dan berikhtiar untuk sehat dengan cara yang tepat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hanya minta perlindungan Allah lewat berdoa maka insya Allah tidak kena kusta

      Delete
  10. Tidak ada seorang pun tentunya yang ingin mengalami atau menderita sakit parah dan menahun. Begitu pun dengan mereka yang sakit kusta. Kita, atas nama kemanusiaan, tentunya harus tetap menghargai mereka sebagai manusia. Tidak mencela maupun menjatuhkan mereka di mata publik. Dan itu diajarkan dalam semua agama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mengikuti ajaran agama insya Allah selamat dunia akhirat .

      Delete
  11. Pantunnya #Cakeeppp :)
    Yups, bener banget jangan ada kusta di antara kita :)
    Penderita kusta tidak boleh didiskriminasi, perlu di support untuk sembuh.

    ReplyDelete